My Culture On My BLog ...

Jaringan Komputer dan Keamanan Data


Jenis-jenis Routing Protokol
Nama  : Agus Cahyono
Nim     : 10410100212

Pengenalan Singkat Tentang Routing Protocol
Routing Protocol adalah Komunikasi antara router-router, dimana Routing protocol mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router sedangkan protocol yang digunakan pada Dynamic Routing. 
Secara umum, dynamic routing protocol terbagi atas tiga kategori:
1. Distance Vector
Routing Protocol ini dalam menetapkan jalur terbaik (the best path) hanya melibatkan jumlah hop saja (hop count) untuk me-route paket data dari satu alamat network ke alamat network tujuan. Routing protocol ini tidak bisa menganalisis bandwidth. Yang tergolong kategori ini antara lain RIPv1, RIPv2, dan IGRP (Interior Gateway Routing Protocol). Secara umum, yang tergolong dalam kategori ini adalah routing protocol klasik.
2. Link-state
Link-state merupakan routing protocol yang lebih modern dibanding distance vector. Routing protocol ini selain melibatkan hop count juga melibatkan kapasitas bandwidth jaringan, serta parameter-parameter lain dalam menentukan the best path-nya dalam aktivitas routing. Contohnya adalah Open Shortest Path First (OSPF).
3. Hybrid
Kategori ini hadir setelah Cisco System membuat routing protocol EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) yang merupakan pengembangan dari IGRP klasik yang bersifat open standar. EIGRP cisco ini bersifat proprietary, hanya akan berfungsi optimal jika seluruh device router yang digunakan bermerk cisco. Kategori ini diklaim memiliki kelebihan yang ada baik pada Distance Vector dan juga Link-State.

1. Aktifitas Dynamic Router Protokol 
A. Automatic Network Discovery 
Network discovery adalah kemampuan routing protokol untuk membagi informasi tentang jaringan dengan router lainnnya dengan menggunakan routing protokol yang sama. Daripada kita mengkonfigurasi router secara static, routing dinamik dapat secara otomatis membaca jaringannya dari router-router lainnya. pemilihan jalur terbaik pada setiap jaringan terdapat pada tabel routing dengan menggunakan routing dinamik. Maintaining routing tables Setelah mengenal jaringannya, routing dinamik akan selalu meng-update dan menentukan jalur-jalurnya pada tabel routing. Routing dinamik tidak hanya membuat jalur terbaik ke jaringan yang berbeda, routing dinamik juga akan menentukan jalur baru yang baik jika tujuannya tidak tersedia (jika topologinya berubah), untuk ini, routing dinamik mempunyai keuntungan lebih dari routing static. router yang menggunakan dinamic routing akan secara otomatis membagi informasi routingnya kepada router yang lain dan menyesuaikan dengan topologi yang berubah tanpa pengaturan dari seorang admin jaringan.
Kategori Protokol RoutingAda dua kategori protokol routing yaitu Interior Gateway Protocol (IGP) dan Exterior Gateway Protocol (EGP). Interior Gateway Protocol merupakan protokol routing yang menangani routing jaringan internet dalam suatu autonomous system. Exterior Gateway Protocol merupakan protocol routing yang menangani routing jaringan internet antar automous system. Exterior Gateway Protocol diperlukan karena Interior Gateway Protocol tidak dirancang untuk suatu jaringan yang sangat besar sehingga jaringan internet perlu dibentuk ke dalam suatu hirarki dengan membagi jaringan internet tersebut ke dalam autonomous systems. Autonomous System (AS) secara umum didefinisikan sebagai jaringan internet yang berada dalam satu kendali administrasi dan teknis.IP routing dinamicAda beberapa routing dinamic untuk IP,dibawah ini adalah dinamik routing yang sering digunakan :
Pada ketiga kategori dynamic routig protocol, salah satunya adalah Distance vector protocol – merawat daftar jarak tempuh ke network-network lain berdasarkan jumlah hop, yakni jumlah router yang harus lalui oleh paket-paket untuk mencapai address tujuan. RIP dibatasi hanya sampai  15 hop. Broadcast di-update dalam setiap 30 detik untuk semua RIP router guna menjaga integritas. RIP cocok dimplementasikan untuk jaringan kecil. RIP secara default memiliki sebuah nilai jumlah hop maksimum yg diizinkan, yaitu 15, berarti nilai 16 tidak terjangkau (unreachable). RIP bekerja baik pada jaringan kecil, tetapi RIP tidak efisien pada jaringan besar dengan link WAN atau jaringan yang menggunakan banyak router.
Yang termasuk Classfull Routing adalah Router Information Protokol versi 1 (RIPv1) yang merupakan semua alat di jaringan harus menggunkan subnet mask yang sama. Ini karena RIP v1 tidak mengirim update dengan informasi subnet mask di dalamnya  ( /8, /16, /24 ).
Rip terbagi 2 yaitu: RIP versi 1 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik, rip versi 1 juga merupakan class pul routing. 
Kelebihan Routing Information Protocol (RIP) :
RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jikaterjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggeredupdate) Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yangcukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
Kekurangan Routing Information Protocol (RIP) :
Jumlah host Terbatas. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.
Beberapa Kekurangan RIP memiliki beberapa keterbatasan, antara lain: 
1. METRIC: Hop CountRIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count dimana belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus, dan bisasaja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
2. > Hop Count Limit RIP tidak dapat mengatur hop lebih dari 15. Hal ini digunakan untuk mencegah  loop pada jaringan
3. Classful Routing Only RIP menggunakan classful routing ( /8, /16, /24 ). RIP tidak dapat mengatur  classless routing.
Yang termasuk Classless Routing Protokol adalah :
1. RIPv2
2. OSPF
3. EIGRP
4. IS-IS
5. BGP

1. RIPv2 (Routing Information Protokol versi 2)
RIP versi 2 merupakan bagian dari distance vektor yang mencari hop terpendek atau router terbaik, RIP versi2 juga merupakan class list routing. RIPv2 juga menyediakan sesuatu yang disebut prefix routing, dan bisa mengirim informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route. Hal ini disebut classless routing.
2. OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF adalah sebuah protocol standar terbuka yg telah dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan.  Jika Anda memiliki banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yg disebut route redistribution-sebuah layanan penerjemah antar-routing protocol.OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yg dihasilkan dari pohon tesebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja.
Kelebihan OSPF (Open Shortest Path First) :
tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa metriksekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
Kekurangan OSPF (Open Shortest Path First) :
Membutuhkan basis data yang besar
Lebih Rumit

3.  EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) 
EIGRP adalah routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco saja EIGRP sering disebut juga hybrid-distance-vector routing protocol, karena EIGRP ini terdapat dua tipe routing protocol yang digunakan, yaitu: distance vector dan link state. EIGRP dan IGRP dapat di kombinasikan satu sama lain karena EIGRP adalah hanya pengembangan dari IGRP. Dalam perhitungan untuk menentukan path/jalur manakah yang tercepat/terpendek, EGIRP menggunakan algortima DUAL (Diffusing-Update Algorithm) dalam menentukannya. EIGRP mempunyai 3 table dalam menyimpan informasi networknya: 
1. neighbor table, 
2. topology table, 
3. routing table 
EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan karakteristik sebagai berikut:
Menggunakan protokol routing enhanced distance vector. Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state. Menggunakan  Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
Kelebihan EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)  :
Menggunaka algoritma DUAL (Diffusing-Update Algrithm) dalam menentukan jalur terpendek dalam jaringan. Support sampai dengan 255 hop count. Memerlukan lebih sedikit memori dan proses.
Melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop. Memerlukan lebih sedikit memori dan proses. Memerlukan fitur loop avoidance
Kekurangan EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol):
Ganya bisa digunakan sesame routing cisco saja.
Jumlah host terbatas

4. BGP (Border Gateway Protocol)
BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain seperti misalnya OSPF dan IS-IS, BGP termasuk dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. update dikirim melalui koneksi TCP. 
Kelebihan BGP (Border Gateway Protocol) :
KelebihanSangat sederhana dalam instalasi
Kekurangan BGP (Border Gateway Protocol) :
Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi

5. IS (Intermediate System-to-Intermediate System) 
IS-IS adalah Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO) spesifikasi router dinamis. IS-IS digambarkan dalam ISO/IEC 10589 IS-IS jaringan protokol router antar jaringan Negara yang berfungsi sebagai informasi jaringan Negara. Melalui jaringan tersebut untuk membikin sebuah topologi jaringan. IS-IS maksud utamanya untuk penghubung OSI paket dari CNLP (connectionless Network Protokol) tapi telah mempunyai kapasitas untuk menghubungkan paket IP. Ketika paket IP terintegrasi dalam IS-IS menyediakan kemampuan untuk menghubungkan protokol luar dari OSI family seperti IP. Serupa dengan OSPF, IS-IS didirikan sebuah arsitektur hierarki dari jaringan tersebut. IS-IS menghasilkan dua tingkatan level, level (1) untuk dalam area dan level (2) untuk antar area. IS-IS dibedakan antara penghubung L1 dan L2. suatu router dinamakan IS dalam IS-IS. L1 IS-IS mengkomunikasikan dengan L1 IS yang lainnya didaerah yang sama. Jalur L2 IS – IS diantara area L1 dan bentuk dari sebuah backbone routing intra domain. Hierarki routing disederhakan design backbone karena L1 IS-IS hanya menginginkan untuk mengetahui bagaimana mendapatkan L2 IS – IS terdekat.Dalam IS-IS, suatu router biasanya disebut Intermediate System (IS) PC, workstation, serta servers dan End System (ES).

Sumber :
http://www.scribd.com/doc/44313518/3-Introduction-to-Dynamic-Routing-Protocols Diakses Tanggal 20/04/2012
http://www.slideshare.net/Rezye/makalah-routing-dynamic Diakses Tanggal 20/04/2012


Resume 7 Layer OSI
Nama : Agus Cahyono
Nim    : 10410100212

Saat pengiriman data ke komputer lain, untuk mentransfer file tersebut harus menghubungkan komputer satu dengan yang lain. Permasalahan utama yang timbul adalah setiap komputer memiliki vendor yang berbeda, yang menyebabkan penggunaan protokol dan format data juga berbeda. Untuk mengatasinya, ISO(International Organization Standardization) membuat suatu arsitektur yang dikenal sebagai Open System Interconnection (OSI) model tersebut mendefinisikan standar untuk menghubungkan komputer-komputer dari vendor komputer yang berbeda.
Model tersebut adalah 7 layer OSI, Dibawah ini contoh gambar model 7 layer OSI dan Cara Kerjanya sebagai berikut :
Model 7 Layer OSI

Model Cara Kerja 7 Layer OSI
                             System A                            System B
Saat System A mentransfer data ke System B, data A yang dikirim melewati 7 layer. Setiap melewati 7 layer “header” akan ditambahkan ke data dimulai dari Application sampai ke Physical. Setelah data melewati 7 layer System A, “header” pada data akan diambil satu persatu pada 7 layer System B mulai dari Physical sampai ke Application. Data akan diterima System B saat data berada pada Application.
Keterangan :
  1. Terdapat 7 layer pada model OSI. Setiap layer memiliki tugas secara khusus pada proses komunikasi data. Misalnya : satu layer bertugas untuk membentuk koneksi antar perangkat, sementara layer lainnya bertugas untuk mengoreksi terjadinya “error” selama proses transfer data berlangsung.
  2. Model Layer OSI Terbagi pada dua group, yaitu: “upper layer” dan “lower layer”. “Upper layer” fokus pada applikasi pengguna dan bagaimana file direpresentasikan di komputer. Untuk Network Engineer, bagian utama yang menjadi perhatiannya adalah pada “lower layer”. Lower layer adalah inti komunikasi data melalui jaringan aktual.

Tujuan Model OSI
Untuk membantu desainer jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data. Termasuk jenis-jenis protokol jaringan dan metode transmisi.
Application Layer
Penghubung utama antara aplikasi yang berjalan pada satu komputer dan resources netwoek yang membutuhkan akses padanya. Layar ini user akan beroperasi padanya, aplikasi yang digunakan seperti : FTP, HTTP, EMAIL berada pada layer Application.

Presentation Layer
Bertugas bagaimana data dikonversi, dikompresi(dienkripsi), dan diformat untuk transfer data. Contoh konversi format txt ASCII untuk dokumen, .gif dan JPEG untuk gambar. Layar ini membentuk kode konversi, translasi data, dan enkripsi.

Session Layer
Mengelompokkan bagian data yang telah dikonversi, seperti : file gambar yang dikonversi menjadi JPEG dikelompokkan menjadi satu, lalu ditransfer ke layer selanjutnya.

Transport Layer
  1. Bertugas mengatur jalur transmisi data sesuai dengan alamat yang dituju.
  2. Memeriksa error dan memulihkan kembali kesalahan yang terjadi dengan mentransmisikan ulang untuk menyelesaikan segala kesalahan yang terjadi.
  3. Dua protokol yang paling umum pada lapisan transportasi adalah TCP dan UDP. 
Network Layer
Bertugas menentukan alamat jaringan (IP address), menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menjaga antrian dijaringan. Data pada layer ini berbentuk paket.

Data Link Layer
Bertugas menyediakan link untuk data, memaketkannya menjadi frame relay, ATM, dan DSL yang berhubungan dengan hardware lalu diangkut melalui media. layar ini bertanggung jawab pada paket akhir dari data binari yang berasal dari level yang lebih tinggi ke paket diskrit sebelum menuju ke layer physical. Paket layer ini akan mengirimkan mengirimkan frame melalui suatu network. contoh protokol network, ialah :Ethernet (802.2 & 802.3), Token bus (802.4) dan Tokening (802.5).

Physical Layer
Bertugas untuk memproses data menjadi bit dan mentransfernya melalui media, serta menjaga koneksi fisik antar sistem. contoh medianya adalah : kabel, transceiver, dan konektor. peralatannya seperti : repeater, hub, dan network card (Wifi).